Menyusun Pakan Ayam Petelur Umur 19-40 minggu

pada tulisan kali ini kita akan berbagi inspirasi untuk menyusun formula pakan untuk ayam petelur periode pra-puncak produksi (umur 19-40 minggu). Ayam petelur umur 19-40 minggu memiliki kebutuhan nutrisi yang sedikit berbeda karena pada umur ini ayam sedang proses transisi dari fase grower ke produksi jadi ada beberapa perubahan hormonal sehingga mengakibatkan ayam mudah stress. pada umur ini juga sejatinya pertambahan bobot ayam masih tinggi sehingga memerlukan nutrient yang lebih banyak.

tingkat konsumsi pakan yang rendah pada periode awal produksi mengakibatkan tidak terpenuhinya kebutuhan nutrient ayam sehingga puncak produksi akan mundur dari yang sebagaimana mestinya. densitas atau kepadatan nutrisi pakan pada ayam pra-produksi penting diperhatikan untuk mengatasi permasalahan rendahnya tingkat konsumsi pakan. penggunaan feed additive yang tepat pada periode ini akan menunjang kesehatan ternak sehingga ternak dapat berproduksi dengan maksimal.

berikut gambaran formula untuk ayam petelur umur 19-40 minggu :

Jagung : 51.934 %

Bungkil kedelai : 24.341%

Dedak Padi : 5%

Pollard : 3.524%

CGM : 2.721%

CPO : 2.349%

Tepung Batu : 8.480%

DCP : 1,27%

Garam : 0.158%

Sodium bikarbonat : 0.2%

Choline Chloride 60% : 0.043%

DL-Methionine : 0.18%

Vitamin + Mineral + Feed additive : 0.5%

beberapa feed additive yang disarankan untuk ayam petelur periode 19-40 minggu diantaranya:

  • Enzim NSP : bisa menggunakan enzim mannanase, xylanase atau gabungan beberapa enzyme, tujuannya untuk memperbaiki kecernaan dari bahan baku yang digunakan.
  • enzym Phytase : dosis standart enzyme phytase untuk ayam petelur sekitar 350 ftu, namun disarankan untuk menggunakan 700-1000 ftu untuk hasil yang lebih optimal. enzyme phytase berfungsi untuk memperbaiki kecernaan asam phytat yang terkandung dalam bahan baku pakan.
  • Enzyme protease : bertujuan untuk meningkatkan kecernaan asam amino dari bahan baku pakan.
  • Asam Organik : asam butirat merupakan asam organik yang memiliki kemampuan sebagai antibakteri dan memperbaiki kesehatan pencernaan ayam petelur sehingga bisa menghasilkan produksi telur yang lebih optimal.
  • Phytogenic : ekstrak tanaman herbal memiliki kemampuan untuk anti peradangan sehingga bisa menunjang produksi telur secara lebih optimal
  • Toxin binder : berperan untuk menyerap racun yang dihasilkan jamur yang tumbuh pada bahan baku pakan yang digunakan.

dengan menerapkan formulasi pakan mandiri harapannya peternak dapat memiliki beberapa keunggulan dibandingkan membeli pakan dari pabrikan, yaitu :

  1. bisa lebih optimal menggunakan bahan baku lokal yang tersedia disekitar lingkungan peternakan.
  2. bisa menekan harga pokok produksi
  3. bisa menjaga kualitas pakan selama masa produksi

blog ini ditujukan untuk kegiatan belajar dan berbagi pengalaman. bagi yang tertarik untuk belajar bersama tentang nutrisi ternak dan formulasi, serta membutuhkan informasi tentang penyediaan bahan baku pakan, premix, feed additive, obat-obatan, DOC, pullet dan sapronak lainnya bisa menghubungi: Andrew 0852-1066-2633. salam sukses peternakan indonesia!!!

Membuat Formula Pakan Ayam Petelur Fase 1 (Umur 18-40 minggu)

ayam

pada tulisan ini saya akan berbagi pengalaman dalam meyusun formula untuk ayam petelur pada fase awal produksi sampai puncak. pada fase ini merupakan salah satu masa kritis dalam pemeliharaan ayam petelur, jika kita kurang tepat memberikan pakan maka resiko yang terjadi adalah gagalnya ayam mencapai puncak produksi. hal ini tentunya sangat dihindari karena akan berpengaruh terhadap tingkat keuntungan yang akan diperoleh oleh peternak.
Continue reading

PANDUAN MEMBUAT KONSENTRAT AYAM PETERLUR

Telur merupakan salah satu sumber protein hewani yang sehat dan harganya terjangkau. Semakin tingginya kesadaran orang akan kesehatan berkorelasi positif terhadap meningkatkan konsumsi telur dari tahun ke tahun. Hal ini merupakan peluang usaha tersendiri bagi para peternak untuk bisa menyediakan kebutuhan telur setiap harinya.

ayam

Pakan, pola management, program kesehatan dan kualitas pullet menjadi penentu keberhasilan dalam suatu usaha peternakan ayam petelur. Pakan menempati porsi biaya yang paling banyak berkisar 70-80% dari biaya produksi peternakan ayam petelur. Pada umunya peternak ayam petelur dapat dikelompokan menjadi 3 tipe peternak. Kelompok yang pertama menggunakan pakan komplit yang dijual pabrik pakan. Kelompok kedua mencampur pakan sendiri. Kelompok yang ketiga menggunakan konstentrat yang dijual dari pabrik pakan, lalu dicampur dengan bahan baku seperti jagung dan dedak padi sesuai dengan komposisi yang disarankan pabrik pakan. Para peternak ayam petelur yang terletak di sentra-sentra produksi jagung dan dedak padi memiliki kecendrungan untuk menjadi kelompok yang ketiga karena mereka bisa mendapatkan jagung dan dedak padi dengan harga yang kompetitif sehingga harga pakan campuran mereka memiliki harga yang lebih ekonomis dibandingkan pakan komplit.

Continue reading

Membuat Pakan Layer Fase Produksi

Selamat datangĀ  semua pembaca blog ini..

Pada tulisan ini saya mencoba memberikan gambaran untuk formulasi pakan layer pada fase produksi dari mulai awal periode petelur sampai fase afkir.. saya membagi empat fase produksi ayam layer dimana fase 1 umur 17 – 35 minggu, fase 2 umur 36-55 minggu, fase 3 umur 56-74 minggu dan fase 4 umur 75 minggu – Afkir. Pada tulisan sebelumnya saya banyak mengulas formula pakan pada fase 1 umur 17-35 minggu, pada tulisan ini saya ingin memberikan gambaran yang lebih komprehensif mengenai formula layer produksi dari mulai awal sampai afkir.

Pada tulisan ini saya menggunakan bahan baku yang umum digunakan untuk pakan ayam layer di Indonesia meliputi Jagung, Dedak Padi, Bungkil Kedelai (Protein Kasar 45%), Corn Gluten Meal (CGM-Protein Kasar 60%), Tepung daging dan tulang (MBM-Protein Kasar 50%), Minyak Sawit (CPO), Tepung Batu, MDCP (Phospor 21%), Garam dan Asam Amino Sintesis. Asam Amino sintesis yang digunakan ada 4 jenis yaitu L-Lysine, DL-Methionine, Threonine dan Tryptophan. Pada umumnya dilapangan baru menggunakan dua jenis asam amino sintesis yaitu lysine dan methionine. Untuk performan yang lebih optimal kita direkomendasikan untuk memenuhi kebutuhan seluruh asam amino dan keseimbangan antar asam amino sintesis.

Continue reading

Sumber Energi untuk Unggas : Pati Vs Minyak

Energi merupakan komponen nutrisi utama yang harus terpenuhi agar produktivitas ternak dapat maksimal. Pada umumnya biji-bijian merupakan sumber energy utama yang digunakan pada ternak unggas. Biji-bijian yang umum digunakan seperti jagung, gandum, shorgum, barley, padi, dsb. Selain biji-bijian, bahan yang sering difungsikan untuk menjadi sumber energy pada ternak yaitu umbi-umbian seperti singkong, ubi jalar, talas, dsb. Kandungan pati pada biji-bijian dan umbi-umbian merupakan komponen utama yang bisa dimanfaatkan oleh tubuh ternak sebagai sumber energy. Minyak nabati atau lemak hewani tinggi akan kandungan lemak, kandungan lemak yang tinggi mampu menghasilkan energy yang cukup tinggi. Minyak kelapa sawit (CPO) merupakan sumber minyak/lemak nabati yang umum digunakan sebagai sumber energy di Indonesia. Sebenarnya selain CPO bisa juga menggunakan Lard, Tallow, PKO, atau Olein sebagai pengganti CPO, hanya saja harganya lebih tinggi dibandingkan CPO.

Continue reading